Aksi cowok yang membeli pembalut baru-baru ini menjadi viral. Bagaimana tidak, ia memasang pembalut itu ke sepatu miliknya bersama dengan alasan tak terduga. Hal ini dibagikan di akun TikTok miliknya, @podickypo. Hingga berita ini dipublikasikan, video sekurang-kurangnya telah disaksikan 1,4 juta kali dan mendapatkan 130 ribu tanda suka.
Ternyata, cowok itu membeli sebungkus pembalut dikarenakan malas kenakan kaos kaki. Ia pun membuktikan faedah pembalut untuk kakinya tersebut. “Males kali gue gunakan kaos kaki. #janganfyp,” tulis cowok ini sebagai keterangan TikTok, Kamis (21/10/2021).
Dalam video, cowok itu mengambil alih 2 pembalut dan membuka bungkusnya. Ia lantas menempelkan perekat pembalut ke anggota di dalam alas sepatunya. Cowok itu ternyata punya niat menjadikan pembalut itu sebagai alas kakinya lalu bergegas main judi online pada daftar judi bola. Hal ini dilakukan supaya kakinya tetap bersih saat kenakan sepatu. “Menyerap saat tidur, bukan maen,” sahut warganet.
Walau begitu, tersedia juga warganet yang beri salam supaya langkah itu tidak sangat dilakukan. Pasalnya, pemanfaatan pembalut untuk sepatu justru bisa menaikkan limbah yang mencemari lingkungan. “Tapi ya mending gunakan kaos kaki aja sih. Karena jika gunakan gituan konsisten ntar banyak yang coba, dampaknya ke limbah pembalut yang jadi banyak sih,” paham lainnya.
Limbah Pembalut Wanita Meningkat, Berdampak Buruk Bagi Lingkungan
Menstruasi tidak cuma berkata soal kesegaran wanita, tapi juga dampaknya pada kelestarian alam. Menstruasi bisa menjadi isu besar dikarenakan pengaruh yang dihasilkannya pada lingkungan. Sebagian besar perempuan di dunia sesungguhnya jadi biasa gunakan product mentruasi konvensional, yakni pembalut sekali gunakan dan tampon. Hal ini membuat memproses pembalut dan tampon di seluruh dunia begitu tinggi. Tampon dan pembalut sekali pakai, beserta kemasannya dan pembungkusnya tiap-tiap menghasilkan lebih dari 200.000 ton limbah per tahun.
Semuanya memiliki kandungan plastik, juga pembalutnya yang memiliki kandungan 90 % plastik. Rata-rata wanita mengikis tampon dan pembalut aplikator 125 sampai 150 kilogram sepanjang hidup mereka. Belum ulang jika dikalikan bersama dengan kuantitas masyarakat wanita di Indonesia yang ternyata, jumlahnya kurang lebih raih 26 ton per hari. Saat dibuang, sampah pembalut awalannya bakal teronggok di TPA. Seiring berjalannya waktu, sampah bakal menimbulkan gas metana yang bisa mencemari lingkungan. Belum ulang sampah pembalut yang perlu saat lama untuk lantas terurai.
Bahan plastik yang terdapat di dalamnya baru bakal terurai sesudah puluhan lebih-lebih sampai ratusan tahun. Selain itu, pemutih yang digunakan untuk pembuatan bantalan pembalut juga bakal mencemari tanah dan air saat dibuang. Tidak cuma itu, lapisan plastik yang terdegradasi juga bakal menjadi mikroplastik saat terbawa ke lautan. Mikroplastik itu bakal menjadi makanan ikan-ikan di lautan dan berakhir ulang pada rantai makanan manusia. Gerakan mengurangi limbah pembalut ini pun pernah digalakkan oleh beberapa artis bahkan manca negara, salah satunya adalah Shin Min Ah.